Selasa, 03 September 2013

Laporan kasus infeksi saluran kencing (ISK)



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Menurut buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal masa nifas normal dimulai setelah plesenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
Menurut buku ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo edisi keempat tahun 2009 mengatakan pada masa nifas atau peurperium seorang ibu memerlukan informasi dan konseling tentang perawatan bayi dan pemberian asi, apa yang terjadi termasuk gejala adanya masalah yang mungkin terjadi, kesehatan pribadi, kebersihan diri dan masa penyembuhan, kehidupan seksual, kontrasepsi dan nutrisi, seorang ibu pascapersalinan juga memerlukan dukungan dari petugas kesehatan dan dukungan emosional dan psikologis oleh suami dan keluarganya, serta mendapatkan pelayanan kesehatan untuk kecurigaan atau munculnya tanda terjadinya komplikasi seperti perdarahan pascapersalinan yang biasa disebabkan atonia uteri, retensio plasenta, laserasi jalan lahir, rupture uteri dan inverse uteri, infeksi seperti sepsis, infeksi genital, eklampsia, serta komplikasi pascapersalinan lain yang sering juga dijumpai yaitu infeksi saluran kemih, retensio urine atau inkontinensia.
Berdasarkan pendapat mengenai masa nifas dan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, kami menemukan sebuah kasus diruang instalasi gawat darurat (IGD) di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin yaitu ibu pascapersalinan dengan diagnose infeksi saluran kemih. Sesuai dengan gejala komplikasi yang telah disebutkan diatas yang salah satunya adalah infeksi saluran kemih, oleh sebab itu kami mengangkat kasus ini untuk lebih menambah wawasan dan pengetahuan kami mengenai ibu pasca persalinan dengan diagnose infeksi saluran kemih.

B.     Tujuan
1.    Tujuan umum :
Mengetahui tentang asuhan kebidanan ibu pascapersalinan dengan diagnose infeksi saluran kemih di ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.
2.    Tujuan khusus :
a.    Mengatahui gejala yang dirasakan ibu pasca persalinan dengan infeksi saluran kemih.
b.    Mengetahui penanganan awal ibu pasca persalinan dengan infeksi saluran kemih.

C.     Manfaat
1.    Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang ibu pasca persalinan dengan infeksi saluran kemih.
2.    Bagi pasien
Menambah pengetahuan serta sebagai pengalaman.
3.    Bagi Institusi
a.    Pendidikan
menambah referensi atau sebagai bahan kepustakaan mengenai ibu pascapersalinan dengan infeksi saluran kemih.
b.    Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan agar meningkatkan pelayanan di kamar Instalasi gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.
  
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.       Konsep masa nifas
1.      Pengertian
    Masa nifas yaitu masa sesudah persalinan terhitung dari saat selesainnya persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil, lamanya kurang lebih 6 minggu (Anik Maryunani; kamus saku bidan hal.103)
2.      Etiologi
    Periode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya, secara fisiologis, emosional dan social. Baik dinegara maju maupun berkembang perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan sementara keadaan pascapersalinan malah sebaliknya. Keadaan yang sebenarnya angka kesakitan dan kematian ibu  serta bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan, keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi disamping ketidaktersediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. (Sarwono Prawirohardjo; Asuhan Nifas Normal Hal.357)
Tempat-tempat umum terjadinya infeksi masa pascapersalinan yaitu Rongga pelvic (daerah asal yang paling umum terjadinya infeksi), Perineum, Payudara, Saluran kemih, System vena.
3.      Patofisiologi
    Pada masa nifas umumnya jika normal tanpa episiotomy dan tidak ada luka bekas jahitan umumnya tidak menimbulkan gejala yang signifikan atau parah, hanya mengeluh susah untuk mobilisasi. Namun jika dengan komplikasi maka akan menimbulkan keluhan yang berbeda disetiap komplikasi dan mendapatkan penanganan yang berbeda pula.

B.        Konsep Infeksi Saluran Kemih
1.      Pengertian
    Infeksi disebabkan oleh hama, masuknya penyebab penyakit kadalam tubuh terutama mikroba, juga ketularan penyakit yang belum diketahui pasti penyebabnya. Infeksi nifas merupakan infeksi yang mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman dalam alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Infeksi saluran kemih merupakan peradangan pada daerah saluran perkemihan. (Anik Maryunani; Kamus saku Bidan, hal.71)

2.      Etiologi
Menurut Muhammad Sjaifullah Noer, Ninik Soemyarso kuman penyebab infeksi saluran air kemih : Kuman gram negatif : E.Coli (85%), Klebsiela, Entero-bakter, Proteus, dan Pseudomonas. Stafilokokus Aureus, Streptokokus fecalis, kuman anaerob, TBC, jamur, virus dan bentuk L bakteri protoplas.

3.      Patofisiologi
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang mengatur keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit dalam tubuh, dan sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dengan mengeksresikan air yang dikeluarkan dalam bentuk urine apabila berlebih. Diteruskan dengan ureter yang menyalurkan urine ke kandung kemih. Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril. Masuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat melalui penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat (ascending), Hematogen, Limfogen, Eksogen sebagai akibat pemakaian berupa kateter. Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending, tetapi dari kedua cara ini ascendinglah yang paling sering terjadi. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus. Pada laki-laki Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui uretra lalu prostate menuju vas deferens dan testis (pada pria) buli-buli lalu ke ureter, dan sampai ke ginjal. Pada wanita flora normal akan hidup secara komensal di dalam introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan di sekitar anus. (Gambar 1).
Keterangan Gambar 1. Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih, (1) Kolonisasi kuman di sekitar uretra, (2) masuknya kuman melalui uretra ke buli-buli, (3) penempelan kuman pada dinding buli-buli, (4) masuknya kuman melalui ureter ke ginjal.
Kuman Escherichia coli yang menyebabkan ISK mudah berkembang biak di dalam urine, disisi lain urine bersifat bakterisidal terhadap hampir sebagian besar kuman dan spesies Escherichia coli. Sebenarnya pertahanan sistem saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme wash-out urine, yaitu aliran urine yang mampu membersihkan kuman-kuman yang ada di dalam urine bila jumlah cukup. Oleh karena itu kebiasaan jarang minum menghasilkan urine yang tidak adekuat sehingga memudahkan untuk terjadinya infeksi saluran kemih. 

4.      Gejala Klinis
Gejala klinis infeksi saluran air kemih bagian bawah secara klasik yaitu nyeri bila buang air kecil (dysuria), sering buang air kecil (frequency), dan ngompol. Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah biasanya panas tinggi, gejala gejala sistemik, nyeri di daerah pinggang belakang. Namun demikian sulit membedakan infeksi saluran kemih bagian atas dan bagian bawah berdasarkan gejala klinis saja.

5.      Menentukan diagnose
Biakan air kemih dikatakan infeksi positif apabila : Air kemih tampung porsi tengah : biakan kuman positif dengan jumlah kuman ≥105/ml, 2 kali berturut-turut. Dan Air kemih tampung dengan fungsi buli-buli suprapubik : setiap kuman patogen yang tumbuh pasti infeksi. Pembiakan urin melalui fungsi suprapubik digunakan sebagai gold standar. Dugaan infeksi : dengan cara Pemeriksaan air kemih : ada kuman, piuria, torak leukosit dan Uji kimia : TTC, katalase, glukosuria, lekosit esterase test, nitrit test.
Mencari faktor resiko infeksi saluran kemih : Pemeriksaan ultrasonografi ginjal untuk mengetahui kelainan struktur ginjal dan   kandung kemih. Pemeriksaan Miksio Sisto Uretrografi/MSU untuk mengetahui adanya refluks. Pemeriksaan pielografi intra vena (PIV) untuk mencari latar belakang infeksi saluran kemih dan mengetahui struktur ginjal serta saluran kemih.
Dengan cara diagnosa banding yang penting adalah membedakan antara pielonefritis dan sistitis. ingat akan pielonefritis apabila didapatkan infeksi dengan hipertensi, disertai gejala-gejala umum, adanya faktor predisposisi, fungsi konsentrasi ginjal menurun, respons terhadap antibiotik kurang baik.

6.      Penatalaksanaan
Ada 3 prinsip penatalaksanaan infeksi saluran air kemih yaitu Memberantas infeksi, Menghilangkan faktor predisposisi, Memberantas penyulit. Melakukan pemantauan dalam 2 x 24 jam setelah pengobatan fase akut dimulai gejala ISK umumnya menghilang. Bila gejala belum menghilang, dipikirkan untuk mengganti antibiotik yang lain sesuai dengan uji kepekaan antibiotik. Dilakukan pemeriksaan kultur dan uji resistensi urin ulang 3 hari setelah pengobatan fase akut dihentikan, dan bila memungkinkan setelah 1 bulan dan setiap 3 bulan. Jika ada ISK berikan antibiotik sesuai hasil uji kepekaan. Bila ditemukan ada kelainan anatomik maupun fungsional yang menyebabkan obstruksi, maka setelah pengobatan fase akut selesai dilanjutkan dengan antibiotik profilaksis. Antibiotik profilaksis juga diberikan pada ISK berulang, ISK pada neonatus, dan pielonefritis akut.
  
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU PASCAPERSALINAN 12 HARI DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH

Hari / Tanggal pengkajian       : 29 januari 2012
Ruangan                                  : Ruang Instalasi Gawat Darurat
Jam                                          : 09.15
A.      SUBJEKTIVE DATA
1.    Identitas
Pasien ;
Nama               : Ny. Arbaynah
Umur               : 37 Tahun
Tinggi badan   :  156 cm
Jenis kelamin   : Perempuan
Agama             : Islam
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
Alamat             : Martapura lama, km 7600.

Suami ;
Nama               : Tn. Abdul Hadi
Umur               :  39 Tahun
Tinggi badan   :  176 cm
Jenis kelamin   : Laki-Laki
Agama             : Islam
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
Alamat             : Martapura Lama, Km 7600.

2.    Keluhan Utama : ibu mengatakan telah melahirkan 12 hari yang lalu, merasakan sakit dibagian bawah perut sejak 3 hari yang lalu, terasa nyeri pada saat buang air kecil, ibu masih belum bisa melakukan aktifitas seperti biasanya.
3.    Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, pertama kali kawin berumur 26 tahun, dengan suami sekarang sudah  11 tahun.
4.    Riwayat Haid
a. Menarche umur        : 12 tahun
b. Siklus                       : 28 hari
c. Teratur/tidak            : Teratur
d. Lamanya                 : 7 hari
e. Banyaknya               : 2-3 kali ganti pembalut / hari
f. Dismenorhoe            : Tidak pernah
g. HPHT                      : 10 April 2011
h. Tanggal melahirkan : 17 Januari 2012

5.    Riwayat Obstetri P2AO
No
Thn
Kehamilan
Persalinan
Bayi

Penyulit Nifas

Ket
UK
Penyulit
UK
Cara
Tempat/ Penolong
Penyulit
BB
PB
Seks
Keadaan Lahir


1
2002
40 mg
Tidak ada penyulit
40
Spontan
BPS/ Bidan
Tidak ada penyulit
2,7 kg
47 cm
Laki-laki
Sehat dan segera menangis
-

-
2
2012
39 mg
Tidak ada penyulit
39 mg
spontan
BPS/ Bidan
Tidak ada penyulit
2,7 kg
48 cm
Laki-laki
Sehat dan segera menangis
-



















6.    Riwayat KB : Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
7.    Riwayat Kesehatan :
Riwayat kesehatan pasien : Ibu mengatakan bahwa kehamilan sebelumnya dilakukan dengan normal dan spontan.
Riwayat kesehatan keluarga    : ibu mengatakan bahwa kesehatan keluarga tidak memiliki penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS, dan penyakit menurun seperti Ashma, Hipertensi, Diabetes.
Riwayat Gemeli : Dari pihak keluarga tidak mempunyai riwayat kelahiran kembar.
8.    Keadaan persalinan sekarang
a.       Umur kehamilan saat melahirkan  : 39 minggu
b.      Tanggal / jam melahirkan              : 17 januri 2012 jam 05.45
c.       Tempat / Penolong                        : BPS / Bidan.
d.      Lama proses persalinan
Mulai merasakan nyeri sampai dengan mengejan  : 6 jam
Lama mengedan sampai dengan bayi lahir           : 1 jam
Lama masa pengeluaran plasenta                          : 15 menit
e.       Jenis persalinan                                                      : Spontan
f.       Penyulit saat persalinan                                         : Tidak ada penyulit
g.      Tindakan saat persalinan
Pelebaran jalan lahir          : Tidak ada pelebaran/ episiotomi
Penjahitan luka jalan lahir : Tidak dilakukan
h.      Keadaan bayi yang dilahirkan       : Hidup, segera menangis dengan berat badan 2700 gram dan panjang badan 48 cm, jenis kelamin laki-laki.

9.    Pola kebutuhan sehari-hari
a.    Nutrisi
makan
Jenis yang di konsumsi       : Nasi, lauk-pauk, buah, sayur.
Frekuensi                            : 3x sehari
Porsi makan                        : 1 piring
Pantangan                           : Tidak ada
Minum
Jenis yang diminum            : Air putih.
Frekuensi                            : ± 7 gelas/hari
Porsi                                    : 1 gelas
Pantangan                           : Tidak ada
b.    Eliminasi
BAB
Frekuensi                            : 1x sehari
Konsistensi                         : Lembek
Warna                                 : Kecoklatan
Masalah                              : Tidak ada
BAK
Frekuensi                            : Sering tapi hanya keluar sedikit.
Warna                                 : Kuning jernih
Bau                                     : Khas Urine
Masalah                              : terasa nyeri.
c.    Personal Hygiene
Frekuensi mandi/seka         : 2x sehari
Frekuensi gosok gigi           : 2x sehari
Frekuensi ganti pakaian      : Sesuai kebutuhan
d.   Aktifitas
Ibu hanya bisa mobilisasi sedikit namun masih belum bisa melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak, mencuci seperti biasanya.
e.    Tidur dan istirahat
Siang hari                            : saat bayinya tidur
Malam hari                          : sesuai kebutuhan.
Masalah                              : tidak ada
f.     Pola seksual
Frekuensi                            : belum dilakukan.
Masalah                              : Tidak ada
10.     Data psikososial dan spiritual
a.       Data psikososial
1)   Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayinya            : senang
2)   Tanggapan ibu terhadap perubahan fisiknya                               : biasa saja
3)   Tanggapan ibu terhadap peristiwa persalinan yang telah dialaminya : bahagia.
4)   Pengetahuan ibu tentang perawatan bayinya       : Bidan dan keluarga.
5)   Hubungan social ibu dengan mertua, orang tua dan keluarga     : baik
6)   Pengambil keputusan dalam keluarga                                          : suami
7)   Orang yang membantu ibu merawat bayi                        : ibu dan mertua.
8)   Adat/kebiasaan/kepercayaan ibu yang berkaitan dengan kelahiran dan perawatan bayi : betasmiah.
9)   Kegiatan spiritual yang dilakukan pada masa nifas : syukuran kelahiran.

B.       OBJEKTIVE DATA
1.    Pemeriksaan umum :
a.    Keadaan umum                  : Baik
b.    Kesadaran                           : Compos Mentis
c.    Tanda-tanda vital
Respirasi     = Normal (28x/m)
Nadi            = Normal (80x/m)
Suhu           = Normal (370c)
TD              = 110/90 MmHg

2.    Pemeriksaan Khusus :
a.    Inspeksi :
1). Kepala   : Pertumbuhan rambut merata, warna rambut hitam dan
  kulit kepala bersih.
2). Muka     : Terlihat sedikit pucat dan tidak ada oedem
3). Mata      : Simetris, Sklera tidak ikterik, Konjungtiva tidak pucat.
4). Telinga   : Simetris dan tidak ada serumen
5). Hidung  : pernafasan baik, tidak ada polip dan tidak ada pernafasan cuping
  hidung
6). Mulut     : terlihat bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, tidak ada caries gigi.
7). Leher     : Tidak ada pembengkakan, kelenjar tyroid dan vena
   Jugularis
8). Dada/Mamae : Simetris, tidak ada retraksi dada, dan hiperpigmentasi pada daerah areola.
9). perut      : tidak terdapat jaringan parut..
10). Tungkai           : tidak terdapat tanda humans, tidak ada varises dan odema
11).  Genetalia        : tidak telihat bekas luka jahitan, tidak ada massa, terasa nyeri, lokhea berwarna putih.

b.    Palpasi
Leher          : tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid dan kelenjar limpe
Mamae        : tidak teraba massa, dan pengeluaran ASI baik
Abdomen    : involusi uterus berada 3 jari di tepi atas simpisis pubis.
Tunggai       : tidak teraba odema dan varises
3.    Pemeriksaan Penunjang
a.    Hasil Laboratorium pada tanggal
Pemeriksaan mikroskopis :
HB                          : 11,9 (normal)
Leukosit                  : 7400 (normal)
Eritrosit                   : 4,32 (-)
Trombosit               : 365000
Hematokrit             : 37,9
Hitung Jenis
Basofil                    : 0%
Easinofil                 : 0% (-)
Stab                                    : 3%
Segmen                   : 65%(+)
Limfosit                  : 23%(-)
Monosit                  : 9%(+)
Pemeriksaan MCV, MCH, MCHC
MCV                      : 87,7
MCH                      :27,5               
MCHC                    : 31,4(-)
LED                        :16,0 mm/jam

C.  ASSESMENT
Diagnosa Kebidanan          : P2A0 postpartum spontan, hari ke 12.
Masalah                              :  infeksi saluran kemih.
Kebutuhan                          : Asuhan Kebidanan, konseling dan health education.
 
D.  PLANNING
1.    Memberitahu keluarga tetang keadaan umum ibu, yaitu :
a.    respirasi         = Normal (28x/m)
b.    Nadi              = Normal (80x/m)
c.    Suhu              = Normal (370c)
d.   Urine             = normal (jernih)
e.    TD                 = 110/90 MmHg
Ibu mengetahui dan mengerti bahwa keadaan tubuhnya baik”.

2.    Memberikan penjelasan dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti dan ringan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan merupakan salah satu infeksi setelah melahirkan yaitu berupa infeksi saluran kemih, yang dikarenakan Masuknya kuman ke dalam saluran kemih, berkumpulnya kuman di sekitar saluran kemih, masuknya kuman melalui saluran kemih ke buli-buli atau kandung kemih, penempelan kuman pada dinding buli-buli, masuknya kuman melalui saluran kemih ke ginjal.
Ibu mengetahui tentang keluhan yang dirasakan merupakan infeksi setelah melahirkan”

3.    Memberikan penjelasan kepada ibu atau inform consent yang sesuai dengan prosedur tindakan yang berlaku dirumah sakit tentang perawatan infeksinya apakah ingin dilakukan rawat inap atau rawat jalan. Penjelasan yang diberikan mengenai rawat jalan yaitu ibu akan diberikan resep dari dokter untuk menahan atau mengurangi rasa nyeri tersebut, atau jika memilih rawat inap akan dilakukan penanganan lebih lanjut berupa pemasangan infus atau penambah cairan dan diberikan terapi obat melauli intra vena di rumah sakit Sari Mulia.
“Ibu mengetahui tentang pengertian rawat inap dan rawat jalan, ibu memastikan dirinya untuk dirawat inap, agar mendapat perawatan yang lebih baik dan efektif”

4.    Melakukan tindakan perawatan awal yang berkolaborasi di ruang instalasi gawat darurat berupa pemasangan infuse RL dengan interval waktu 16 tetes permenit, agar ibu mendapatkan asupan cairan yang cukup dan membantu ibu merasa nyaman.
Ibu mengerti bahwa dirinya perlu untuk dilakukan tindakan pemasangan infuse”

5.    Melanjutkan tindakan kolaborasi dokter dengan memberikan obat-obatan sesuai dengan advice dokter, yakni :obat analgetik yaitu Trimethoprim dengan dosis 80 mg dan obat antibiotic yaitu Sulfamethoxazole 400 mg yang diberikan tiap 12 jam diberikan secara parenteral.
“ibu bersedia untuk diberikan obat analgetik dan antibiotic

6.    Memberitahu ibu bahwa dirirnya akan dipindahkan keruangan sesuai dengan permintaan ibu agar ibu lebih merasa nyaman dan mendapatkan perawatan lebih lanjut dari petugas kesehatan di ruang Nuri kelas 1A3.
“ibu mengetahui dan bersedia untuk dipindahkan

 BAB IV
PEMBAHASAN
               Masa nifas yaitu masa sesudah persalinan terhitung dari saat selesainnya persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil, lamanya kurang lebih 6 minggu,Infeksi disebabkan oleh hama, masuknya penyebab penyakit kadalam tubuh terutama mikroba, juga ketularan penyakit yang belum diketahui pasti penyebabnya.Infeksi nifas merupakan infeksi yang mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman dalam alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Infeksi saluran kemih merupakan peradangan pada daerah saluran perkemihan Ada 3 prinsip penatalaksanaan infeksi saluran air kemih yaitu Memberantas infeksi, Menghilangkan faktor predisposisi, Memberantas penyulit. Melakukan pemantauan dalam 2 x 24 jam setelah pengobatan fase akut dimulai gejala ISK umumnya menghilang.
Berdasarkan keluhan yang dirasakan ibu yang telah melalui masa nifas selama 12 hari yaitu berupa rasa nyeri dibagian bawah perut selama 3 hari, dan terasa nyeri saat buang air kecil maka berdasarkan hasil pemerikasaan dokter dan sesuai dengan teori yang telah kami dapatkan, ibu tersebut mengalami infeksi pascapersalinan yaitu infeksi saluran kemih. Infeksi ini biasanya disebabkan Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih, Kolonisasi kuman di sekitar uretra, masuknya kuman melalui uretra ke buli-buli, penempelan kuman pada dinding buli-buli, masuknya kuman melalui ureter ke ginjal. Kondisi yang dialami ibu bisa saja disebabkan oleh salah satu dari penyebab infeksi saluran kemih tersebut, namun bisa saja gejala yang  dirasakan ibu lebih ringan,sebagai penanganan awal di  ruang instalasi gawat darurat berupa pemasangan infuse RL dengan interval waktu 16 tetes permenit, agar ibu mendapatkan asupan cairan yang cukup dan membantu ibu merasa nyaman, pemberian obat analgetik yaitu Trimethoprim dengan dosis 80 mg dan obat antibiotic yaitu Sulfamethoxazole 400 mg yang diberikan tiap 12 jam diberikan secara parenteral.
Berdasarkan kasus yang ada mengenai infeksi saluran kemih, sudah sesuai dengan teori, dari penyebab, gejala tanda, diagnosa dan penatalaksanaannya

BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Selama kami berdinas di ruang instalasi gawat darurat rumah sakit sari mulia Banjarmasin kami mendapatkan kasus infeksi saluran kemih pada ibu dalam masa nifas, kami menyimpulkan berdasarkan keluhan yang dirasakan ibu berupa rasa nyeri dibagian bawah perut selama 3 hari, terasa nyeri saat buang air kecil dan sesuai  hasil pemerikasaan dokter serta teori yang telah kami dapatkan, bahwa ibu tersebut mengalami infeksi saluran kemih yang biasanya disebabkan masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih, Kolonisasi kuman di sekitar uretra, masuknya kuman melalui uretra ke buli-buli, penempelan kuman pada dinding buli-buli, masuknya kuman melalui ureter ke ginjal, sebagai penanganan awal di  ruang instalasi gawat darurat berupa pemasangan infuse RL dengan interval waktu 16 tetes permenit, agar ibu mendapatkan asupan cairan yang cukup dan membantu ibu merasa nyaman, pemberian obat analgetik untuk mengurangi rasa nyeri dan obat antibiotic untuk mengurangi infeksi. Dengan demikian kami menyimpulkan bahwa diagnose dan penanganan awal sudah sesuai dengan gejala yang dirasakan ibu, dan teori yang kami dapatkan. Berdasarkan diagnose, ibu harus menjalani pengobatan labih lanjut dengan dirawat inap dirumah sakit Sari Mulia Banjarmasin.
B.       Saran
1.      Pasien
Lebih menjaga kebersihan diri terutama dibagian genetalia, dan menyarankan untuk segera buang air kecil jika kandung kemih sudah terasa penuh.
2.      Untuk pelayanan di Ruang instalasi gawat darurat
Pelayanan diruang instalasi gawat darurat harus lebih ditingkatkan lagi terutama infom consent atau memberikan penjelasan pada pasien setiap tindakan yang akan dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar