Selasa, 03 September 2013

LAPORAN KASUS IBU PRE OPERATIF SC DENGAN MASALAH HYDRO FETAL



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Menurut Sarwono Prawirohardjo tahun 2001, persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir, proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Sedangkan Seksio secarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan baik dan berat badan janin diatas 500 gram.
Menurut kasdu tahun 2003 indikasi seksio sesarea terbagi menjadi dua faktor yaitu yang pertama faktor bayi : bayi terlalu besar, kelainan letak bayi, ancaman gawat janin, janin tidak normal, faktor placenta, kehamilan kembar, kelainan tali pusat. Dan yang kedua faktor ibu : usia, tulang panggul, persalinan sebelumnya dengan operasi, faktor hambatan jalan lahir, dan ketuban pecah dini.
Dengan beberapa pendapat mengenai persalinan normal dan indikasi-indikasi apa saja pada ibu yang akan dilakukan SC, kami menemukan sebuah kasus diruangan operasi rumah sakit sari mulia Banjarmasin berupa persalinan SC dengan Hydro fetal. SC dengan indikasi hydro fetal jarang terjadi karena menurut data sekunder Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin dirung rekam medis hanya ada dua kali yaitu pada tahun 2008 satu orang dan tahun 2011 satu orang. Oleh sebab itu kami mengangkat kasus ini untuk lebih menembah wawasan dan pengetahuan kami mengenai persalinan, SC, dan hydro fetal.

B.     Tujuan
1.    Tujuan umum :
Untuk mengetahui tentang asuhan kebidanan ibu pre operatif sc dengan masalah hydro fetus di ruang operasi Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.
2.    Tujuan khusus :
a.    Untuk mengidentifikasi ibu dengan pre operatif SC.
b.    Untuk mengidentifikasi asuhan kebidanan ibu pre operatif SC.
c.    Untuk mengidentifikasi asuhan kebidanan ibu pre operatif SC dengan hydro fetus.
                                                                 
C.     Manfaat
1.    Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang ibu pre operatif SC dengan hydro fetus.
2.    Bagi pasien
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pasien tentang SC dan berbagai resikonya.
3.    Bagi Institusi
a.    Pendidikan
Untuk menambah referensi atau sebagai bahan kepustakaan.
b.    Rumah Sakit
Untuk masukan agar meningkatkan pelayanan di kamar operasi Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.
   
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.       Konsep Hydro fetal
1.      Pengertian
    Hydro fetal yaitu edema atau pembengkakan janin yang berat.( Maryunani, 2009 : 62)

2.      Etiologi
    Diakibatkan karena inkompatibilitas darah yaitu perbedaan darah antara ibu dan janin. (Tiran, 2009 : 219)

3.      Patofisiologi
    Gejala yang ditimbulkan dapat sangat ringan hanya diketahui dari hasil laboratorium saja hingga gejala yang berat berupa kematian janin. Pada pertama dilahirkan bayi terlihat pucat lalu menguning karena pembesaran hati dan limpa, tanda-tanda gagal jantung, terjadinya bengkak seluruh tubuh dan kegagalan sirkulasi. Bila gejala edema anasarka sudah muncul dari kandungan biasanya disebut hidro petalis, maka nantinya dapat menimbulkan kematian didalam rahim atau mati sesaat setelah lahir
     Untuk mengetahui janin terkena atau tidak hidro fetal maka ayah dan ibu menjalani tes incompatibilitas darah untuk melihat golongan darah mereka bertentangan atau tidak, ibu menjalani tes antibody terhadap antigen D pada minggu kehamilan 12-16 minggu, 28-23 minggu dan 36 minggu dan bila titer(hasil dari ptes antigen D) meningkat maka positif terkena, janin dapat diperiksa dengan USG minimal pada usia janin 18-20 minggu. (Suci, 2009).

4.      Pemeriksaan penunjang
a.       Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan mikroskopis berupa HB, leukosit, eritrosit, trombosit, hematokrit, gula darah sewaktu, pemeriksaan hitung jenis berupa basofil, easofil, stab, segmen, limfosit dan monosit, pemeriksaan MCV, MCH,MCHC, pemeriksaaan fa’al hemostatis berupa PT, APTT, pemeriksaan fungsi ginjal berupa ureum, bun, dan kreatinin, pemeriksaan fungsi hati, pemeriksaan imunologi berupa pemeriksaan hepatitis
b.      Pemeriksaan rontgen (USG)
Pemeriksaan menggunakan alat dengan cara membaringkan pasien di ruangan kemudian meletakkan gel pada daerah yang akan diperiksa.

5.      Penatalaksanaan Medis
     Bayi yang dilahirkan dengan masalah hydro fetal akan didiagnosa hygroma (tumor yang berisi cairan) atau hanya kebanyakan cairan dan akan dilakukan tindakan drainase eksternal yaitu mengeluarkan cairan dari tubuh menggunakan kateter.

B.        Konsep Seksio Sesarea
1.      Pengertian
    Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding depan perut atau vagina atau suatu histerotomy untuk melahirkan janin dari dalam rahim (mochtar,1998).
    seksio sesarea adalah memindahkan fetus dari uterus melalui insisi yang dibuat dalam dinding abdomen dan uterus (Long,1996).

2.      Indikasi
    Menurut kasdu tahun 2003 indikasi seksio sesarea terbagi menjadi dua faktor yaitu yang pertama faktor bayi : bayi terlalu besar, kelainan letak bayi, ancaman gawat janin, janin tidak normal, faktor placenta, kehamilan kembar, kelainan tali pusat. Dan yang kedua faktor ibu : usia, tulang panggul, persalinan sebelumnya dengan operasi, faktor hambatan jalan lahir, dan ketuban pecah dini.

3.      Komplikasi seksio sesarea
    Menurut Mochtar tahun 1998, komplikasi seksio sesarea yaitu, infeksi nifas ketika kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari disertai dehidrasi serta perut kembung termasuk infeksi ringan, infeksi pendarahan yang disebabkan karena pembuluh darah banyak yang terputus, infeksi atau luka kandung kemih jika pada saat insisi terlalu tinggi, dan kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan yang mendatang.


C.        Konsep tentang pre operatif SC dengan indikasi hydro fetal
1.      Pre- operasi (Pra- Bedah)
    Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum melakukan seksio sesarea, antara lain : Staf perawat yang melakukan operasi dan staf perawat menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi, Anastesi, Izin tertulis atau persetujuan menjalankan operasi, mencukur rambut abdomen dan pubis, pemasangan kateter setelah atau sebelum operasi, pemeriksaan darah lengkap.

2.      Tahapan-tahapan
a.       Penjelasan tentang menghilangkan rasa cemas yang dialami ibu, jika ibu bertanya tentang keadaannya maka kita harus menjelaskan bahwa keadaan ibu dan bayinya didalam kamar operasi akan ditangani dengan baik.
b.      Memberikan penjelasan kepada ibu mengenai persiapan ibu sebelum dilakukan operasi, seperti, ibu harus berpuasa selama 8 jam, mencukur rambut disekitar daerah kemaluan sampai bersih, tidak memakai perhiasan seperti gelang, cincin, kalung, dan lainnya untuk menghindari terjadinya tegangan listrik, tidak memakai gigi palsu agar tidak tertelan sewaktu dilakukan operasi.
c.       Kasus dengan G2P1A0 hamil 38 minggu sudah cukup bulan untuk dilahirkan baik secara normal maupun SC. Dan ibu sudah merencanakan kelahiran dengan SC karena melihat hasil pemeriksaan penunjang seperti hasil laboratorium dan hasil rontgen yang menyatakan bahwa kehamilannya tidak normal dengan bayi hydro fetal.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU PRE OPERATIF SC DENGAN MASALAH HYDRO FETAL

Hari / Tanggal pengkajian       : Sabtu, 9 April 2011
Ruangan                                  : Ruang Operasi
Jam                                          : 23.00 (sebelum dilakukan operasi)
A.      SUBJEKTIVE DATA
1.    Identitas
Pasien ;
Nama               : Ny. H
Umur               : 33 Tahun
Tinggi badan   : 155 cm
Jenis kelamin   : Perempuan
Agama             : Kristen
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
Alamat             : Manunggal 2 Gg.V No.44, Banjarmasin.

Suami ;
Nama               : Tn. Y
Umur               : 32 Tahun
Tinggi badan   : 170 cm
Jenis kelamin   : Laki-Laki
Agama             : Kristen
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
Alamat             : Manunggal 2 Gg.V No.44, Banjarmasin.
2.    Keluhan Utama : rencana SC karena kehamilan dengan masalah hydro fetal diketahui setelah melihat hasil USG.
3.    Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, pertama kali kawin berumur 27 tahun, dengan suami sekarang sudah 6 tahun.
4.    Riwayat Haid
a. Menarche umur        : 13 tahun
b. Siklus                       : 28 hari
c. Teratur/tidak            : Teratur
d. Lamanya                 : 7 hari
e. Banyaknya   : 2-3 kali ganti pembalut / hari
f. Dismenorhoe            : Tidak pernah
g. HPHT                      : 02-07-2010
h. Tanggal SC  : 09-04-2011

5.    Riwayat Obstetri G2P1AO
No
Thn
Kehamilan
Persalinan
Bayi

Penyulit Nifas

Ket
UK
Penyulit
UK
Cara
Tempat/ Penolong
Penyulit
BB
PB
Seks
Keadaan Lahir


1
2007
42
-
42
Normal
RSU SM/
Mingguwati, AM. Keb
-
2,9 kg
47 cm
P
Sehat dan segera menangis
-

-
2
2011
38
Ada
38
SC
RSU SM / dr.Adjar Sp. OG
-
3,1 kg


Pucat dan tidak segera menangis
-

-
















6.    Riwayat KB
Jenis                 : Pil
Lama               : 2 tahun
Masalah           : tidak ada
7.    Riwayat Kesehatan :
Riwayat kesehatan pasien : Ibu mengatakan bahwa kehamilan sebelumnya dilakukan dengan normal.
Riwayat kesehatan keluarga    : ibu mengatakan bahwa kesehatan keluarga tidak memiliki penyakit menular dan menurun.
Riwayat Gemeli :        Dari pihak ayah ada mempunyai riwayat kelahiran kembar.
8.    Keadaan kehamilan sekarang
a)    Selama hamil ibu periksa di                        : Praktek dokter di RSU Sari Mulia Banjarmasin
b)   Mulai periksa sejak usia kehamilan : 8 minggu
c)    Frekuensi periksa kehamilan
Trimester I                          : 3 kali
Trimester II                         : 3 kali
 Trimester III                      : 2 kali
d)   TT I                                     : sudah diberikan
e)    TT II                                   : sudah diberikan
f)    Obat yang diminum selama hamil : Vitamin B kompleks, Fe dan kalk
g)   Jamu yang diminum                       : Tidak ada
h)   Keluhan/Masalah yang dirasakan ibu
No
Keluhan / masalah
Umur Kehamilan
Tindakan
Oleh
Ket
1.

Mual, muntah
10 minggu


Sf, kalk, dan vit. c
Bidan

-


9.    Pola kebutuhan sehari-hari
a.    Nutrisi
makan
Jenis yang di konsumsi       : Nasi, lauk – pauk, sayur, buah dan susu
Frekuensi                            : 3x sehari
Porsi makan                        : 1 piring
Pantangan                           : Tidak ada
Minum
Jenis yang diminum            : Air putih, susu, the
Frekuensi                            : 7-8 gelas/hari
Porsi                                    : 1 gelas
Pantangan                           : Tidak ada
b.    Eliminasi
BAB
Frekuensi                            : 1x sehari
Konsistensi                         : Lembek
Warna                                 : Kecoklatan
Masalah                              : Tidak ada
BAK
Frekuensi                            : 5 –6 kali sehari
Warna                                 : Kuning jernih
Bau                                     : Khas Urine
Masalah                              : Tidak ada
c.    Personal Hygiene
Frekuensi mandi                 : 2x sehari
Frekuensi gosok gigi           : 3x sehari
Frekuensi ganti pakaian      : Sesuai kebutuhan
d.   Aktifitas
Selama hamil ibu masih bisa melakukan aktivitas sehari – hari nya, seperti memasak, menyapu, membersihkan rumah, mencuci baju, mencuci piring dan lain nya, tetapi setelah umur kehamilan 37 minggu ibu merasa tidak nyaman lagi untuk beraktivitas seperti biasa karena kehamilan dengan masalah hydro fetus, sehingga harus dirawat di RSU Sari Mulia Banjarmasin.
e.    Tidur dan istirahat
Siang hari                            : 1 jam
Malam hari                          : 7 – 8 jam
Masalah                              : Tidak ada
f.     Pola seksual
Frekuensi                            : 1-2x seminggu
Masalah                              : Tidak ada
10.                        Data psikososial dan spiritual
a.       Data psikososial
1)   Tanggapan ibu terhadap keaadaan dirinya                  : Baik
2)   Tanggapan ibu terhadap kehamilannya                       : Ibu merasa senang
3)   Pemecahan masalah dari ibu                                       : Ibu mengatakan memecahkan masalah bersama suami dan keluarga
4)   Pengetahuan ibu tentang kehamilan                            : Bidan, dokter kandungan dan Keluarga
5)   Lingkungan yang berpengaruh
Ibu tinggal bersama                                                     : Suami
Hewan peliharaan                                                        : Tidak ada
6)   Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua dan keluarga : Baik
7)   Penentu pengambil keputusan dalam keluarga                       : Suami
8)   Yang menanggung biaya ANC dan persalinan                       : Suami
b.      Data spiritual
Ketaatan ibu beribadah                                                                 : Ibu masih bisa berdoa dan pergi ke gereja stiap hari minggu.
B.       OBJEKTIVE DATA
1.    Pemeriksaan umum :
a.    Keadaan umum                  : Sehat
b.    Kesadaran                           : Compos Mentis
c.    Tanda-tanda vital               :
Respirasi     = Normal (28x/m)
Nadi            = Normal (80x/m)
Suhu           = Normal (37,50c)
TD              = 120/80 MmHg
2.    Pemeriksaan Khusus :
a.    Inspeksi :
1). Kepala   : Pertumbuhan rambut merata, warna rambut hitam dan
  kulit kepala bersih.
2). Muka     : Terlihat sedikit pucat dan tidak ada oedem
3). Mata      : Simetris, Sklera ikterik, Konjungtiva tidak anemis
4). Telinga   : Simetris dan tidak ada serumen
5). Hidung  : pernafasan baik, tidak ada polip dan pernafasan cuping
  hidung
6). Mulut     : terlihat segar, bibir tidak pucat, tidak ada sariawan
7). Leher     : Tidak ada pembengkakan, kelenjar tyroid dan vena
   jugularis
8). Mamae   : Simetris, tidak ada retraksi dada
9). Kulit      : kencang
10). Perut    : Perut membesar dengan diameter 20 cm, kehamilan
  38 minggu.

b.    Palpasi
Leopold 1   : TFU 3 jari dibawah Prx teraba bundar, lembek,
   tidak melenting (bokong).
Leopold 2   : Sebelah kanan perut Ibu teraba keras, memanjang
  seperti papan (punggung), dan bagian kiri perut ibu teraba
  bagian terkecil janin.
Leopold 3   : Bagian terbawah perut ibu teraba keras, bulat dan
  melenting (presentasi kepala).
Leopold 4   : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP.

c.    Auskultasi
DJJ (+) terdengar jelas dan iramanya teratur dengan frekuensi 138x/menit.

d.   Perkusi
Refleks Patella        : Kiri / Kanan , (+) / (+)
Cek ginjal               : Kiri / Kanan, (-) / (-)

3.    Pemeriksaan Penunjang
a.    Hasil Laboratorium pada tanggal 7 April 2011
Pemeriksaan mikroskopis :
HB                          : 12 (normal)
Leukosit                  : 7900 (normal)
Eritrosit                   : 4,12 (normal)
Trombosit               : 284000
Hematokrit             : 35,9
Gula darah sewaktu: 89 ml/dl
Hitung Jenis
Basofil                    : 0%
Easinofil                 : 1%
Stab                       : 2%
Segmen                   : 78%
Limfosit                  : 16%
Monosit                  : 3%
Pemeriksaan MCV, MCH, MCHC
MCV                      : 87,0
MCH                      :29,2               
MCHC                    : 33,5
LED                        :36,0 mm/jam
Faal Hemostatis
PT                           : 9,5 detik
APTT                      : 27,7 detik
Fungsi Ginjal
Ureum                     : 16,10
BUN                       : 7,52
Creatinin                 : 0,73

Imunologi
Hepatitis
HBS AG Latex (Card) : Non Reaktif

b.    Pemeriksaan USG
Perut janin lebih besar tidak seperti perut janin pada umumnya.

C.  ASSESMENT
Diagnosa Kebidanan          : G2P1A0 hamil 38 minggu, janin tunggal hidup intra
  uteri.
Masalah                              :  hydro fetal dan cemas.
Kebutuhan                          : Tindakan SC, Asuhan Kebidanan dan Support
  Psikologis.

D.  PLANNING
1.    Memberitahu keluarga tetang keadaan umum ibu, yaitu :
a.    respirasi         = Normal (28x/m)
b.    Nadi              = Normal (80x/m)
c.    Suhu              = Normal (37,50c)
d.   Urine             = normal (jernih)
e.    TD                 = 120/80 MmHg
Ibu mengetahui dan mengerti bahwa keadaan tubuhnya baik dan bisa dilakukan operasi”.

2.    Memberikan penjelasan kepada ibu apa yang dimaksud dengan SC, dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti dan ringan, seperti : SC adalah suatu alternatif untuk ibu agar dapat melahirkan secara cepat dan tanpa merasakan sakit. Karena ibu tidak dapat melahirkan secara normal dengan keadaan bayi yang mengalami hydro fetus yaitu bayi yang mengalami pembanyakan cairan di dalam tubuhnya khususnya perut, terlihat dari hasil USG dan jika dipaksakan normal, maka sangat tidak memungkinkan bagi si bayi karena perutnya terisi banyak cairan.
Ibu mengetahui apa yang dimaksud dengan SC dan keadaan bayinya, sehingga ibu bersedia untuk melakukan SC”

3.    Memberikan penjelasan kepada ibu mengenai persiapan diri sebelum operasi, seperti : puasa selama 8 jam sebelum dilakukan operasi, mencukur rambut disekitar daerah kemaluan sampai bersih, tidak memakai perhiasan seperti gelang, cincin, kalung, dan lainnya untuk menghindari terjadinya tegangan listrik, tidak memakai gigi palsu agar tidak tertelan sewaktu dilakukan operasi.
Ibu sudah mengetahui dan melakukan segala persiapan diri sebelum melakukan operasi”

4.    Memberikan penjelasan dan semangat kepada ibu agar tidak cemas dalam mengahadapi operasi, seperti menjelaskan bahwa ibu tidak akan merasa sakit karena pada saat pelaksanaan operasi ibu akan dibius, ibu akan ditemani keluarga sampai depan pintu operasi, memberikan semangat berupa kata-kata ”ibu bisa melakukannya, jangan gugup ibu, kami akan mendoakan ibu, memegang tangan ibu dengan penuh semangat, mengantar ibu keruang operasi dengan senang”.
“Ibu merasa lebih baik dan merasa tidak begitu cemas saat memasuki ruang operasi, dan ibu siap untuk di operasi”.

5.    Memberikan penjelasan kepada ibu tentang apa saja infeksi pasca operasi, seperti : merasa nyeri pada daerah perut, merasa tidak nyaman pada daerah perut, oleh karena itu harus dilakukan dresing atau perawatan agar luka didaerah perut dapat tertutup dengan rapi dan tidak menimbulkan infeksi.
Ibu mengerti bahwa perutnya nanti akan merasa sakit setelah operasi, dan ibu bersedia untuk dilakukan perawatan lukanya”
6.    Memberikan obat-obatan sesuai dengan advice dokter, yakni :
a.    Pemberian obat anastesi sebelum dilakukan tindakan SC:
1). Lidocain
2). Norages
3). Dynastat
4). Panso
5). Fimajes
6). RL
  
BAB IV
PEMBAHASAN
Mengetahui kehamilan dengan masalah hidro fetal, maka ayah dan ibu menjalani tes incompatibilitas darah untuk melihat golongan darah mereka bertentangan atau tidak, ibu menjalani tes antibody terhadap antigen D pada minggu kehamilan 12-16 minggu, 28-23 minggu dan 36 minggu dan bila titer (hasil dari tes antigen D) meningkat maka positif terkena, janin dapat diperiksa dengan USG minimal pada usia janin 18-20 minggu. (Suci,2009). Gejala yang ditimbulkan dapat sangat ringan hanya diketahui dari hasil laboratorium saja hingga gejala yang berat berupa kematian janin. Pada pertama dilahirkan bayi terlihat pucat lalu menguning karena pembesaran hati dan limpa, tanda-tanda gagal jantung, terjadinya bengkak seluruh tubuh dan kegagalan sirkulasi. Bila gejala edema anasarka sudah muncul dari kandungan biasanya disebut hidro petalis, maka nantinya dapat menimbulkan kematian didalam rahim atau mati sesaat setelah lahir.
Namun dalam kasus ini ibu dan ayah tidak melakukan tes tersebut hanya melakukan pemeriksaan USG pada ibu berinisial Ny. H tersebut lalu didapatkan hasil  yaitu Perut janin lebih besar tidak seperti perut janin pada umumnya. Sehingga dinyatakan tidak dapat melahirkan normal dan akan direncanakan SC pada umur kehamilan 38 minggu.
Sebelum pelaksanaan operasi maka dilakukan perencanaan asuhan kebidanan, yakni memberikan penjelasan kepada ibu tentang seksio secarea, penjelasan tentang hydro fetus, penjelasan tentang persiapan sebelum pelaksanaan operasi, memberikan penjelasan tentang resiko infeksi pasca operasi. Dan juga melaksanakan pemeriksaan khusus secara inspeksi dimulai dari kepala dengan pertumbuhan rambut merata, warna rambut hitam dan kulit kepala bersih, muka terlihat sedikit pucat dan tidak ada oedem, mata simetris, sklera ikterik, konjungtiva tidak anemis, telinga simetris dan tidak ada serumen, hidung pernafasan baik, tidak ada polip dan pernafasan cuping hidung, mulut terlihat segar, bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, leher tidak ada pembengkakan, kelenjar tyroid dan vena jugularis, mamae simetris, tidak ada retraksi dada, kulit kencang, peru membesar dengan diameter 20 cm, kehamilan 38 minggu, pemeriksaan khusus lainnya seperti palpasi, auskultasi dan perkusi, hal ini sesuai dengan teori.
Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum melakukan operasi SC, antara lain : Mengetahui golongan darah dan hemoglobin, mengetahui tempat dan alasan untuk semua jaringan perut abdomen, mengetahui berapa berat pasien sehingga mengetahui apa yang diharapkan dengan ketebalan dinding abdomen, mengetahui bila cairan amnion jernih atau berwarna mekonium, dan memiliki izin melakukan operasi dari pihak yang bersangkutan, staf perawat, dokter anastesi, izin tertulis telah diusahakan dan ada pada saat sebelum pelaksanaan operasi, Ibu telah mencukur rambut abdomen dan pubis, Ibu telah dipasang kateter, Pemeriksaan darah lengkap. Setelah semua persiapan dilakukan tindakan SC pada wanita dengan kehamilan 38 minggu dengan masalah hidro fetus, maka keadaan ibu dan bayi dapat terselamatkan  meski dengan keadaan memiliki banyak cairan didalam perut bayi.

BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Hydro fetal yaitu edema atau pembengkakan janin yang berat yang diakibatkan karena inkompatibilitas darah yaitu perbedaan darah antara ibu. Untuk memastikan keadaan janin dalam kandungan mengalami edema atau tidak maka dilakukan pemeriksaan incompatibilitas darah dan USG. Tanda-tanda bayi yang dilahirkan dengan masalah hydro fetus yaitu bayi terlihat pucat lalu menguning karena pembesaran hati dan limpa, tanda-tanda gagal jantung, terjadinya bengkak seluruh tubuh dan kegagalan sirkulasi. Dalam teori bahwa bayi yang dilahirkan dengan hydro fetus akan mati sesaat setelah lahir, namun dalam kasus ini bayi dapat bertahan hidup.
Ibu dengan kehamilan G2P1A0 dengan masalah hydro fetus akan dilakukan SC maka pemeriksaan pre operasi yang harus dilakukan asuhan kebidanan yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Dapat disimpulkan bahwa penatalaksanaan dalam kasus sudah sesuai dengan teori yang ada.

B.     Saran
a.       Pasien (terutama ibu hamil)
Sering memeriksakan kehamilannya pada dokter maupun bidan untuk mengetahui perkembangan janin normal atau abnormal.
b.      Untuk pelayanan di Kamar Operasi
Pelayanan dikamar operasi harus lebih ditingkatkan lagi terutama infom consent atau memberikan penjelasan pada pasien setiap tindakan yang akan dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA

Bonson, Michael D. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Tanggerang : Binapura Aksara
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. 2009. Jakarta : P.T.Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Tiran, Denise. Kamus Saku Bidan, Edisi 10. 2006. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi pertama, Cetakan ke Enam.
2005. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Maryunani, Anik. Istilah dan Singkatan Kata-Kata Dalam Kebidanan, Cetakan
            Pertama. 2009. Jakarta :  CV. Transinfomedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar