BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menurut Sarwono Prawirohardjo tahun
2001, persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun
ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong
keluar melalui jalan lahir, proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin.
Sedangkan Seksio secarea adalah suatu
persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding
perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan baik dan berat badan
janin diatas 500 gram.
Menurut
kasdu tahun 2003 indikasi seksio sesarea terbagi menjadi dua faktor yaitu yang
pertama faktor bayi : bayi terlalu besar, kelainan letak bayi, ancaman gawat
janin, janin tidak normal, faktor placenta, kehamilan kembar, kelainan tali
pusat. Dan yang kedua faktor ibu : usia, tulang panggul, persalinan sebelumnya
dengan operasi, faktor hambatan jalan lahir, dan ketuban pecah dini.
Dengan
beberapa pendapat mengenai persalinan normal dan indikasi-indikasi apa saja
pada ibu yang akan dilakukan SC, kami menemukan sebuah kasus diruangan operasi
rumah sakit sari mulia Banjarmasin berupa persalinan SC dengan Hydro fetal. SC
dengan indikasi hydro fetal jarang terjadi karena menurut data sekunder Rumah
Sakit Sari Mulia Banjarmasin dirung rekam medis hanya ada dua kali yaitu pada
tahun 2008 satu orang dan tahun 2011 satu orang. Oleh sebab itu kami mengangkat
kasus ini untuk lebih menembah wawasan dan pengetahuan kami mengenai
persalinan, SC, dan hydro fetal.
B. Tujuan
1. Tujuan
umum :
Untuk mengetahui
tentang asuhan kebidanan ibu pre operatif sc dengan masalah hydro fetus di
ruang operasi Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.
2. Tujuan
khusus :
a. Untuk
mengidentifikasi ibu dengan pre operatif SC.
b. Untuk
mengidentifikasi asuhan kebidanan ibu pre operatif SC.
c. Untuk
mengidentifikasi asuhan kebidanan ibu pre operatif SC dengan hydro fetus.
C. Manfaat
1. Bagi
Mahasiswa
Untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang ibu pre operatif SC dengan hydro fetus.
2. Bagi
pasien
Untuk menambah
pengetahuan dan wawasan pasien tentang SC dan berbagai resikonya.
3. Bagi
Institusi
a. Pendidikan
Untuk menambah referensi
atau sebagai bahan kepustakaan.
b. Rumah
Sakit
Untuk masukan agar
meningkatkan pelayanan di kamar operasi Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep
Hydro fetal
1. Pengertian
Hydro fetal yaitu edema atau pembengkakan janin yang berat.( Maryunani, 2009
: 62)
2. Etiologi
Diakibatkan karena inkompatibilitas darah yaitu perbedaan darah antara
ibu dan janin. (Tiran, 2009 : 219)
3. Patofisiologi
Gejala yang ditimbulkan dapat sangat ringan hanya diketahui dari hasil
laboratorium saja hingga gejala yang berat berupa kematian janin. Pada pertama
dilahirkan bayi terlihat pucat lalu menguning karena pembesaran hati dan limpa,
tanda-tanda gagal jantung, terjadinya bengkak seluruh tubuh dan kegagalan
sirkulasi. Bila gejala edema anasarka sudah muncul dari kandungan biasanya
disebut hidro petalis, maka nantinya dapat menimbulkan kematian didalam rahim
atau mati sesaat setelah lahir
Untuk mengetahui janin terkena atau tidak hidro fetal maka ayah dan ibu
menjalani tes incompatibilitas darah untuk melihat golongan darah mereka
bertentangan atau tidak, ibu menjalani tes antibody terhadap antigen D pada
minggu kehamilan 12-16 minggu, 28-23 minggu dan 36 minggu dan bila titer(hasil
dari ptes antigen D) meningkat maka positif terkena, janin dapat diperiksa
dengan USG minimal pada usia janin 18-20 minggu. (Suci, 2009).
4. Pemeriksaan
penunjang
a. Pemeriksaan
laboratorium
Pemeriksaan mikroskopis
berupa HB, leukosit, eritrosit, trombosit, hematokrit, gula darah sewaktu,
pemeriksaan hitung jenis berupa basofil, easofil, stab, segmen, limfosit dan
monosit, pemeriksaan MCV, MCH,MCHC, pemeriksaaan fa’al hemostatis berupa PT,
APTT, pemeriksaan fungsi ginjal berupa ureum, bun, dan kreatinin, pemeriksaan
fungsi hati, pemeriksaan imunologi berupa pemeriksaan hepatitis
b. Pemeriksaan
rontgen (USG)
Pemeriksaan menggunakan alat dengan cara
membaringkan pasien di ruangan kemudian meletakkan gel pada daerah yang akan
diperiksa.
5. Penatalaksanaan
Medis
Bayi yang dilahirkan dengan masalah hydro fetal akan didiagnosa hygroma
(tumor yang berisi cairan) atau hanya kebanyakan cairan dan akan dilakukan
tindakan drainase eksternal yaitu mengeluarkan cairan dari tubuh menggunakan
kateter.
B.
Konsep Seksio Sesarea
1. Pengertian
Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding depan perut atau vagina atau suatu histerotomy untuk melahirkan
janin dari dalam rahim (mochtar,1998).
seksio sesarea adalah memindahkan fetus dari uterus melalui insisi yang
dibuat dalam dinding abdomen dan uterus (Long,1996).
2. Indikasi
Menurut kasdu tahun 2003 indikasi seksio sesarea terbagi menjadi dua
faktor yaitu yang pertama faktor bayi : bayi terlalu besar, kelainan letak
bayi, ancaman gawat janin, janin tidak normal, faktor placenta, kehamilan
kembar, kelainan tali pusat. Dan yang kedua faktor ibu : usia, tulang panggul,
persalinan sebelumnya dengan operasi, faktor hambatan jalan lahir, dan ketuban
pecah dini.
3. Komplikasi
seksio sesarea
Menurut Mochtar tahun 1998, komplikasi seksio sesarea yaitu, infeksi
nifas ketika kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari disertai dehidrasi serta
perut kembung termasuk infeksi ringan, infeksi pendarahan yang disebabkan
karena pembuluh darah banyak yang terputus, infeksi atau luka kandung kemih
jika pada saat insisi terlalu tinggi, dan kemungkinan ruptur uteri spontan pada
kehamilan yang mendatang.
C.
Konsep tentang pre operatif SC dengan
indikasi hydro fetal
1. Pre-
operasi (Pra- Bedah)
Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum
melakukan seksio sesarea, antara lain : Staf perawat yang melakukan operasi dan
staf perawat menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi,
Anastesi, Izin tertulis atau persetujuan menjalankan operasi, mencukur rambut
abdomen dan pubis, pemasangan kateter setelah atau sebelum operasi, pemeriksaan
darah lengkap.
2. Tahapan-tahapan
a. Penjelasan
tentang menghilangkan rasa cemas yang dialami ibu, jika ibu bertanya tentang
keadaannya maka kita harus menjelaskan bahwa keadaan ibu dan bayinya didalam
kamar operasi akan ditangani dengan baik.
b. Memberikan
penjelasan kepada ibu mengenai persiapan ibu sebelum dilakukan operasi,
seperti, ibu harus berpuasa selama 8 jam, mencukur rambut disekitar daerah
kemaluan sampai bersih, tidak memakai perhiasan seperti gelang, cincin, kalung,
dan lainnya untuk menghindari terjadinya tegangan listrik, tidak memakai gigi
palsu agar tidak tertelan sewaktu dilakukan operasi.
c. Kasus
dengan G2P1A0 hamil 38 minggu sudah cukup
bulan untuk dilahirkan baik secara normal maupun SC. Dan ibu sudah merencanakan
kelahiran dengan SC karena melihat hasil pemeriksaan penunjang seperti hasil
laboratorium dan hasil rontgen yang menyatakan bahwa kehamilannya tidak normal
dengan bayi hydro fetal.
BAB III
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN IBU PRE OPERATIF SC DENGAN MASALAH HYDRO FETAL
Hari
/ Tanggal pengkajian : Sabtu, 9
April 2011
Ruangan : Ruang
Operasi
Jam :
23.00 (sebelum dilakukan operasi)
A. SUBJEKTIVE
DATA
1. Identitas
Pasien ;
Nama : Ny. H
Umur : 33 Tahun
Tinggi badan : 155 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
Alamat : Manunggal 2 Gg.V No.44,
Banjarmasin.
Suami ;
Nama : Tn. Y
Umur : 32 Tahun
Tinggi badan : 170 cm
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Kristen
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
Alamat : Manunggal 2 Gg.V No.44,
Banjarmasin.
2. Keluhan
Utama : rencana SC karena kehamilan dengan masalah hydro fetal diketahui
setelah melihat hasil USG.
3. Riwayat
Perkawinan
Kawin 1 kali, pertama
kali kawin berumur 27 tahun, dengan suami sekarang sudah 6 tahun.
4. Riwayat Haid
a. Menarche
umur : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
c.
Teratur/tidak : Teratur
d. Lamanya : 7 hari
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut / hari
f.
Dismenorhoe : Tidak pernah
g. HPHT : 02-07-2010
h. Tanggal
SC : 09-04-2011
5. Riwayat
Obstetri G2P1AO
No
|
Thn
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Bayi
|
Penyulit
Nifas
|
Ket
|
||||||||
UK
|
Penyulit
|
UK
|
Cara
|
Tempat/ Penolong
|
Penyulit
|
BB
|
PB
|
Seks
|
Keadaan Lahir
|
|||||
1
|
2007
|
42
|
-
|
42
|
Normal
|
RSU SM/
Mingguwati, AM. Keb
|
-
|
2,9 kg
|
47 cm
|
P
|
Sehat dan segera menangis
|
-
|
-
|
|
2
|
2011
|
38
|
Ada
|
38
|
SC
|
RSU SM / dr.Adjar Sp. OG
|
-
|
3,1 kg
|
Pucat dan tidak segera menangis
|
-
|
-
|
|||
6. Riwayat
KB
Jenis :
Pil
Lama :
2 tahun
Masalah : tidak ada
7. Riwayat
Kesehatan :
Riwayat kesehatan
pasien : Ibu mengatakan bahwa kehamilan sebelumnya dilakukan dengan normal.
Riwayat kesehatan
keluarga : ibu mengatakan bahwa
kesehatan keluarga tidak memiliki penyakit menular dan menurun.
Riwayat Gemeli : Dari pihak ayah ada mempunyai riwayat kelahiran
kembar.
8.
Keadaan kehamilan sekarang
a)
Selama hamil ibu periksa di : Praktek dokter di RSU
Sari Mulia Banjarmasin
b)
Mulai periksa sejak usia kehamilan : 8 minggu
c)
Frekuensi periksa kehamilan
Trimester I : 3 kali
Trimester II : 3 kali
Trimester III : 2 kali
d)
TT I : sudah diberikan
e)
TT II : sudah diberikan
f)
Obat yang diminum selama hamil : Vitamin B
kompleks, Fe dan kalk
g)
Jamu yang diminum : Tidak ada
h)
Keluhan/Masalah yang dirasakan ibu
No
|
Keluhan /
masalah
|
Umur
Kehamilan
|
Tindakan
|
Oleh
|
Ket
|
1.
|
Mual, muntah
|
10 minggu
|
Sf, kalk, dan vit. c
|
Bidan
|
-
|
9. Pola
kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
makan
Jenis
yang di konsumsi : Nasi, lauk –
pauk, sayur, buah dan susu
Frekuensi : 3x sehari
Porsi makan : 1 piring
Pantangan : Tidak ada
Minum
Jenis yang diminum :
Air putih, susu, the
Frekuensi :
7-8 gelas/hari
Porsi : 1 gelas
Pantangan :
Tidak ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : Lembek
Warna :
Kecoklatan
Masalah : Tidak ada
BAK
Frekuensi
: 5 –6 kali
sehari
Warna : Kuning jernih
Bau : Khas
Urine
Masalah : Tidak ada
c. Personal
Hygiene
Frekuensi
mandi : 2x sehari
Frekuensi
gosok gigi : 3x
sehari
Frekuensi
ganti pakaian : Sesuai kebutuhan
d. Aktifitas
Selama
hamil ibu masih bisa melakukan aktivitas sehari – hari nya, seperti memasak,
menyapu, membersihkan rumah, mencuci baju, mencuci piring dan lain nya, tetapi
setelah umur kehamilan 37 minggu ibu merasa tidak nyaman lagi untuk
beraktivitas seperti biasa karena kehamilan dengan masalah hydro fetus,
sehingga harus dirawat di RSU Sari Mulia Banjarmasin.
e. Tidur
dan istirahat
Siang
hari : 1 jam
Malam
hari : 7 – 8 jam
Masalah : Tidak ada
f. Pola
seksual
Frekuensi
: 1-2x seminggu
Masalah : Tidak ada
10.
Data psikososial dan spiritual
a. Data
psikososial
1) Tanggapan ibu terhadap keaadaan dirinya : Baik
2) Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : Ibu
merasa senang
3) Pemecahan masalah dari ibu :
Ibu mengatakan memecahkan masalah bersama suami dan keluarga
4) Pengetahuan ibu tentang kehamilan : Bidan, dokter kandungan dan Keluarga
5) Lingkungan yang berpengaruh
Ibu tinggal bersama : Suami
Hewan peliharaan : Tidak ada
6) Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua dan keluarga : Baik
7) Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
8) Yang menanggung biaya ANC dan persalinan : Suami
b. Data
spiritual
Ketaatan ibu beribadah :
Ibu masih bisa berdoa dan pergi ke gereja stiap hari minggu.
B. OBJEKTIVE
DATA
1. Pemeriksaan
umum :
a. Keadaan
umum : Sehat
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-tanda
vital :
Respirasi = Normal (28x/m)
Nadi = Normal (80x/m)
Suhu = Normal (37,50c)
TD = 120/80 MmHg
2. Pemeriksaan
Khusus :
a. Inspeksi
:
1). Kepala : Pertumbuhan rambut merata, warna rambut
hitam dan
kulit kepala bersih.
2). Muka : Terlihat sedikit pucat dan tidak ada
oedem
3). Mata : Simetris, Sklera ikterik, Konjungtiva
tidak anemis
4). Telinga : Simetris dan tidak ada serumen
5). Hidung : pernafasan baik, tidak ada polip dan
pernafasan cuping
hidung
6).
Mulut : terlihat segar, bibir tidak
pucat, tidak ada sariawan
7).
Leher : Tidak ada pembengkakan,
kelenjar tyroid dan vena
jugularis
8).
Mamae : Simetris, tidak ada retraksi
dada
9).
Kulit : kencang
10).
Perut : Perut membesar dengan diameter
20 cm, kehamilan
38 minggu.
b. Palpasi
Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah Prx teraba bundar,
lembek,
tidak melenting (bokong).
Leopold 2 : Sebelah kanan perut Ibu teraba keras,
memanjang
seperti papan (punggung), dan bagian kiri
perut ibu teraba
bagian terkecil janin.
Leopold 3 : Bagian terbawah perut ibu teraba keras,
bulat dan
melenting (presentasi kepala).
Leopold 4 : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP.
c.
Auskultasi
DJJ (+) terdengar jelas dan
iramanya teratur dengan frekuensi 138x/menit.
d.
Perkusi
Refleks Patella : Kiri / Kanan
, (+) / (+)
Cek ginjal : Kiri / Kanan, (-) / (-)
3. Pemeriksaan
Penunjang
a. Hasil
Laboratorium pada tanggal 7 April 2011
Pemeriksaan mikroskopis
:
HB : 12 (normal)
Leukosit : 7900 (normal)
Eritrosit : 4,12 (normal)
Trombosit :
284000
Hematokrit : 35,9
Gula darah sewaktu: 89 ml/dl
Hitung Jenis
Basofil : 0%
Easinofil : 1%
Stab : 2%
Segmen : 78%
Limfosit : 16%
Monosit : 3%
Pemeriksaan MCV, MCH,
MCHC
MCV : 87,0
MCH :29,2
MCHC : 33,5
LED :36,0 mm/jam
Faal Hemostatis
PT : 9,5 detik
APTT :
27,7 detik
Fungsi Ginjal
Ureum : 16,10
BUN : 7,52
Creatinin : 0,73
Imunologi
Hepatitis
HBS AG Latex (Card) :
Non Reaktif
b. Pemeriksaan
USG
Perut janin lebih besar
tidak seperti perut janin pada umumnya.
C. ASSESMENT
Diagnosa Kebidanan :
G2P1A0 hamil 38 minggu, janin tunggal hidup
intra
uteri.
Masalah : hydro fetal dan cemas.
Kebutuhan : Tindakan SC, Asuhan
Kebidanan dan Support
Psikologis.
D. PLANNING
1. Memberitahu
keluarga tetang keadaan umum ibu, yaitu :
a. respirasi = Normal (28x/m)
b. Nadi = Normal (80x/m)
c. Suhu = Normal (37,50c)
d. Urine = normal (jernih)
e. TD = 120/80 MmHg
“Ibu mengetahui dan mengerti bahwa keadaan tubuhnya baik dan bisa
dilakukan operasi”.
2. Memberikan
penjelasan kepada ibu apa yang dimaksud dengan SC, dengan menggunakan bahasa
yang dapat dimengerti dan ringan, seperti : SC adalah suatu alternatif untuk
ibu agar dapat melahirkan secara cepat dan tanpa merasakan sakit. Karena ibu
tidak dapat melahirkan secara normal dengan keadaan bayi yang mengalami hydro
fetus yaitu bayi yang mengalami pembanyakan cairan di dalam tubuhnya khususnya
perut, terlihat dari hasil USG dan jika dipaksakan normal, maka sangat tidak
memungkinkan bagi si bayi karena perutnya terisi banyak cairan.
“Ibu mengetahui apa yang dimaksud dengan SC dan keadaan bayinya,
sehingga ibu bersedia untuk melakukan SC”
3. Memberikan
penjelasan kepada ibu mengenai persiapan diri sebelum operasi, seperti : puasa
selama 8 jam sebelum dilakukan operasi, mencukur rambut disekitar daerah
kemaluan sampai bersih, tidak memakai perhiasan seperti gelang, cincin, kalung,
dan lainnya untuk menghindari terjadinya tegangan listrik, tidak memakai gigi
palsu agar tidak tertelan sewaktu dilakukan operasi.
“Ibu sudah mengetahui dan melakukan segala persiapan diri sebelum
melakukan operasi”
4. Memberikan
penjelasan dan semangat kepada ibu agar tidak cemas dalam mengahadapi operasi,
seperti menjelaskan bahwa ibu tidak akan merasa sakit karena pada saat
pelaksanaan operasi ibu akan dibius, ibu akan ditemani keluarga sampai depan
pintu operasi, memberikan semangat berupa kata-kata ”ibu bisa melakukannya,
jangan gugup ibu, kami akan mendoakan ibu, memegang tangan ibu dengan penuh
semangat, mengantar ibu keruang operasi dengan senang”.
“Ibu
merasa lebih baik dan merasa tidak begitu cemas saat memasuki ruang operasi,
dan ibu siap untuk di operasi”.
5. Memberikan
penjelasan kepada ibu tentang apa saja infeksi pasca operasi, seperti : merasa
nyeri pada daerah perut, merasa tidak nyaman pada daerah perut, oleh karena itu
harus dilakukan dresing atau perawatan agar luka didaerah perut dapat tertutup
dengan rapi dan tidak menimbulkan infeksi.
“Ibu mengerti bahwa perutnya nanti akan merasa sakit setelah operasi,
dan ibu bersedia untuk dilakukan perawatan lukanya”
6. Memberikan
obat-obatan sesuai dengan advice dokter, yakni :
a. Pemberian
obat anastesi sebelum dilakukan tindakan SC:
1).
Lidocain
2).
Norages
3).
Dynastat
4).
Panso
5).
Fimajes
6).
RL
BAB IV
PEMBAHASAN
Mengetahui
kehamilan dengan masalah hidro fetal, maka ayah dan ibu menjalani tes
incompatibilitas darah untuk melihat golongan darah mereka bertentangan atau
tidak, ibu menjalani tes antibody terhadap antigen D pada minggu kehamilan
12-16 minggu, 28-23 minggu dan 36 minggu dan bila titer (hasil dari tes antigen
D) meningkat maka positif terkena, janin dapat diperiksa dengan USG minimal
pada usia janin 18-20 minggu. (Suci,2009). Gejala yang ditimbulkan dapat sangat
ringan hanya diketahui dari hasil laboratorium saja hingga gejala yang berat
berupa kematian janin. Pada pertama dilahirkan bayi terlihat pucat lalu
menguning karena pembesaran hati dan limpa, tanda-tanda gagal jantung,
terjadinya bengkak seluruh tubuh dan kegagalan sirkulasi. Bila gejala edema
anasarka sudah muncul dari kandungan biasanya disebut hidro petalis, maka
nantinya dapat menimbulkan kematian didalam rahim atau mati sesaat setelah
lahir.
Namun
dalam kasus ini ibu dan ayah tidak melakukan tes tersebut hanya melakukan pemeriksaan USG pada ibu berinisial Ny.
H tersebut lalu didapatkan hasil yaitu Perut
janin lebih besar tidak seperti perut janin pada umumnya. Sehingga dinyatakan
tidak dapat melahirkan normal dan akan direncanakan SC pada umur kehamilan 38
minggu.
Sebelum
pelaksanaan operasi maka dilakukan perencanaan asuhan kebidanan, yakni
memberikan penjelasan kepada ibu tentang seksio secarea, penjelasan tentang
hydro fetus, penjelasan tentang persiapan sebelum pelaksanaan operasi,
memberikan penjelasan tentang resiko infeksi pasca operasi. Dan juga melaksanakan
pemeriksaan khusus secara inspeksi dimulai dari kepala dengan pertumbuhan
rambut merata, warna rambut hitam dan kulit kepala bersih, muka terlihat
sedikit pucat dan tidak ada oedem, mata simetris, sklera ikterik, konjungtiva
tidak anemis, telinga simetris dan tidak ada serumen, hidung pernafasan baik,
tidak ada polip dan pernafasan cuping hidung, mulut terlihat segar, bibir tidak
pucat, tidak ada sariawan, leher tidak ada pembengkakan, kelenjar tyroid dan
vena jugularis, mamae simetris, tidak ada retraksi dada, kulit kencang, peru
membesar dengan diameter 20 cm, kehamilan 38 minggu, pemeriksaan khusus lainnya
seperti palpasi, auskultasi dan perkusi, hal ini sesuai dengan teori.
Hal-hal
yang perlu disiapkan sebelum melakukan operasi SC, antara lain : Mengetahui
golongan darah dan hemoglobin, mengetahui tempat dan alasan untuk semua
jaringan perut abdomen, mengetahui berapa berat pasien sehingga mengetahui apa
yang diharapkan dengan ketebalan dinding abdomen, mengetahui bila cairan amnion
jernih atau berwarna mekonium, dan memiliki izin melakukan operasi dari pihak
yang bersangkutan, staf perawat, dokter anastesi, izin tertulis telah
diusahakan dan ada pada saat sebelum pelaksanaan operasi, Ibu telah mencukur
rambut abdomen dan pubis, Ibu telah dipasang kateter, Pemeriksaan darah
lengkap. Setelah semua persiapan dilakukan tindakan SC pada wanita dengan
kehamilan 38 minggu dengan masalah hidro fetus, maka keadaan ibu dan bayi dapat
terselamatkan meski dengan keadaan
memiliki banyak cairan didalam perut bayi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hydro
fetal yaitu edema atau pembengkakan janin yang berat yang diakibatkan karena
inkompatibilitas darah yaitu perbedaan darah antara ibu. Untuk memastikan
keadaan janin dalam kandungan mengalami edema atau tidak maka dilakukan
pemeriksaan incompatibilitas darah dan USG. Tanda-tanda bayi yang dilahirkan
dengan masalah hydro fetus yaitu bayi terlihat pucat lalu menguning karena
pembesaran hati dan limpa, tanda-tanda gagal jantung, terjadinya bengkak seluruh
tubuh dan kegagalan sirkulasi. Dalam teori bahwa bayi yang dilahirkan dengan
hydro fetus akan mati sesaat setelah lahir, namun dalam kasus ini bayi dapat
bertahan hidup.
Ibu
dengan kehamilan G2P1A0 dengan masalah hydro
fetus akan dilakukan SC maka pemeriksaan pre operasi yang harus dilakukan asuhan
kebidanan yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Dapat disimpulkan
bahwa penatalaksanaan dalam kasus sudah sesuai dengan teori yang ada.
B. Saran
a. Pasien
(terutama ibu hamil)
Sering memeriksakan kehamilannya
pada dokter maupun bidan untuk mengetahui perkembangan janin normal atau
abnormal.
b. Untuk
pelayanan di Kamar Operasi
Pelayanan dikamar
operasi harus lebih ditingkatkan lagi terutama infom consent atau memberikan
penjelasan pada pasien setiap tindakan yang akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Bonson, Michael D. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Tanggerang :
Binapura Aksara
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. 2009. Jakarta : P.T.Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
Tiran, Denise. Kamus Saku Bidan, Edisi 10. 2006.
Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
ECG.
Wiknjosastro,
Hanifa. Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi
pertama, Cetakan ke Enam.
2005.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Maryunani, Anik.
Istilah dan Singkatan Kata-Kata Dalam
Kebidanan, Cetakan
Pertama. 2009. Jakarta
: CV. Transinfomedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar