KONSEP DASAR NIFAS
1. Definisi
Nifas
adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung
kembali seperti semula sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu (prawirohardjo, 2002)
Masa
nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin yaitu peur artinya bayi dan
parous yang berarti melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan. Dan proses
ini dimulai setelah selesainya persalinandan berakhir setelah alat-alat
reproduksi kempali seperti keadaan sebelum hamil atau tidak hamil sebagai
akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan,
masa nifas terjadi selama periode waktu 6-8 minggu setelah persalinan. (Sitti
Saleha, 2009).
2. Klasifikasi Nifas
Nifas dapat dibagi
kedalam 3 periode :
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan – jalan.
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat
genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu,
berbulan – bulan atau tahunan (Mochtar R, 1998).
3. Tujuan Asuhan Nifas
Asuhan nifas
bertujuan untuk :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologiknya.
b. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi
sehari-hari.
d. Memberikan pelayanan KB. (Siti Saleha, 2009)
4. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Masa Nifas Involusi Traktus
Genetalis
Pada masa nifas,
alat genetalia external dan internal akan berangsur-angsur pulih seperti
keadaan sebelum hamil.
a. Corpus uterus
Setelah plasenta lahir, uterus berangsur-angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi.
Setelah plasenta lahir, uterus berangsur-angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi.
Involusi tinggi
fundus uteri berat uterus :
Bayi lahir Setinggi
pusat 1.000gr
Uri lahir 2 jari di bawah pusat 750 gr
I minggu Pertengahan pusat sympisis 500 gr
2 minggu Tak teraba diatas sympisis 350 gr
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Sebesar normal 30 gr
Uri lahir 2 jari di bawah pusat 750 gr
I minggu Pertengahan pusat sympisis 500 gr
2 minggu Tak teraba diatas sympisis 350 gr
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Sebesar normal 30 gr
b. Endometrium
perubahan–perubahan
endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan nekrosis di tempat
inplantasi plasenta.
Hari I : Endometrium setebal 2,5 mm dengan permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin.
Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel-sel dibagian yang mengalami degenerasi.
Hari I : Endometrium setebal 2,5 mm dengan permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin.
Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel-sel dibagian yang mengalami degenerasi.
c. Involusi tempat plasenta.
Uterus pada bekas inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan 7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi±tersebut dengan diameter 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 24 mm.
Uterus pada bekas inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan 7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi±tersebut dengan diameter 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 24 mm.
d. Perubahan pada pembuluh darah uterus.
Pada saat hamil
arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus khususnya ditempat
implantasi plasenta menjadi besar setelah post partum otot – otot berkontraksi,
pembuluh – pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses ini akan
menghentikan darah setelah plasenta lahir.
e. Perubahan servix
Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena corpus uteri yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara corpus dan servix uteri berbentuk seperti cincin. Warna servix merah kehitam-hitaman karena pembuluh darah.
Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2-3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari ke dalam cavum uteri.
Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena corpus uteri yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara corpus dan servix uteri berbentuk seperti cincin. Warna servix merah kehitam-hitaman karena pembuluh darah.
Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2-3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari ke dalam cavum uteri.
f. Vagina dan pintu keluar panggul
Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke 3 post partum, hymen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis.
Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke 3 post partum, hymen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis.
g. Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen Ligamen-ligamen dan
diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus,
setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali. Ligamentum latum dan
rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum hamil.
1. Adaptasi Psikologi Masa Nifas
a. Masa Taking In
1) Dimulai sejak dilahirkan sampai 2 – 3 hari.
2) Ibu bersifat pasif dan berorientasi pada diri sendiri.
3) Tingkat ketergantungan tinggi.
4) Kebutuhan nutrisi dan istirahat tinggi.
b.
Masa Taking Hold
1) Berlangsung sampai 2 minggu.
2) Klien mulai tertarik pada bayi.
3) Ibu berupaya melakukan perawatan mandiri.
c.
Masa taking Go
1) Berlangsung pada minggu ke III-IV.
2) Perhatian pada bayi sebagai individu terpisah.
5. Aspek – Aspek Klinik Masa Nifas
a. Suhu badan dapat mengalami peningkatan setelah persalinan,
tetapi tidak lebih dari 380C. Bila terjadi peningkatan melebihi 380C selama 2
hari berturut-turut, maka kemungkinan terjadi infeksi. kontraksi uterus yang
diikuti HIS pengiring menimbulkan rasa nyeri-nyeri ikutan (after pain) terutama
pada multipara, masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan
endomentrium serta sisa dari implantasi plasenta yang disebut lochea.
b. Pengeluaran lochea terdiri dari :
1) Lochea rubra : hari ke 1-2.
Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix kaseosa, lanugo, dan mekonium.
Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix kaseosa, lanugo, dan mekonium.
2) Lochea sanguinolenta : hari ke 3-7
Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.
Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.
3) Lochea serosa : hari ke 7-14.
Berwarna kekuningan.
Berwarna kekuningan.
4) Lochea alba : hari ke 14 sampai selesai nifas hanya merupakan
cairan putih lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulent.
c. Payudara
Pada
payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ pelvix, payudara
mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi supresi
payudara akan lebih menjadi besar, kencang dan lebih nyeri tekan sebagai reaksi
terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi. Hari kedua post
partum sejumlah colostrums cairan yang disekresi oleh payudara selama lima hari
pertama setelah kelahiran bayi dapat diperas dari puting susu. Colostrums
banyak mengandung protein, yang sebagian besar globulin dan lebih banyak
mineral tapi gula dan lemak sedikit.
d. Traktus Urinarius
Buang
air sering sulit selama 24 jam pertama, karena mengalami kompresi antara kepala
dan tulang pubis selama persalinan.
Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone esktrogen yang bersifat menahan air akan mengalani penurunan yang mencolok, keadaan ini menyebabkan diuresis.
Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone esktrogen yang bersifat menahan air akan mengalani penurunan yang mencolok, keadaan ini menyebabkan diuresis.
e. System Kardiovarkuler
Normalnya
selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, Hb, Hematokrit dan hitungan
eritrosit berfruktuasi sedang. Akan tetapi umumnya, jika kadar ini turun jauh
di bawah tingkat yang ada tepat sebelum atau selama persalinan awal wanita
tersebut kehilangan darah yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah
kelahiran , volume darah kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak
hamil yang biasa. Setelah 2 minggu perubahan ini kembali normal seperti keadaan
tidak hamil.(Saifuddin, 2002).
6. Perawatan Masa Nifas
Perawatan puerperium
dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut :
a. Rawat gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama, sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI terjamin.
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama, sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI terjamin.
1)
Pemeriksaan umum; kesadaran
penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan.
2)
Pemeriksaan khusus; fisik, tekanan
darah, nadi, suhu, respirasi, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
3)
Payudara; puting susu atau stuwing
ASI, pengeluaran ASI. Perawatan payudara sudah dimulai sejak hamil sebagai
persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting
susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oxitosin
dikeluarkan oleh hipofisis. Produksi akan lebih banyak dan involusi uteri akan
lebih sempurna.
4)
Lochea; lochea rubra, lochea
sanguinolenta.
5)
Luka jahitan; apakah baik atau
terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi (kotor, dolor/fungsi laesa dan pus ).
6)
Mobilisasi; karena lelah sehabis
bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan.
Kemudian boleh miring ke kiri dan kekanan serta diperbolehkan untuk duduk, atau
pada hari ke – 4 dan ke- 5 diperbolehkan pulang.
7)
Diet; makan harus bermutu, bergizi
dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak
cairan, sayuran dan buah-buahan.
8)
Miksi; hendaknya buang air kecil
dapat dilakukan sendiri secepatnya, paling tidak 4 jam setelah kelahiran. Bila
sakit, kencing dikaterisasi.
9)
Defekasi; buang air besar dapat
dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit bab dan terjadi obstipasi
apabila bab keras dapat diberikan laksans per oral atau perektal. Jika belum
biasa dilakukan klisma.
10) Kebersihan diri; anjurkan kebersihan seluruh tubuh, membersihkan
daerah kelamin dengan air dan sabun. Dari vulva terlebih dahulu dari depan ke
belakang kemudian anus. Mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari, mencuci
tangan sebelum dan sesudah membersihkan kelamin.
11) Menganjurkan pada ibu agar mengikuti KB sendini mungkin setelah
40 hari (16 minggu post partum).
12) Nasehat untuk ibu post partum; sebaiknya bayi disusui.
Psikoterapi post natal sangat baik bila diberikan. Kerjakan gimnastik sehabis
bersalin. Sebaiknya ikut KB.
13) Imunisasi; bawalah bayi ke RS, PKM, posyandu atau dokter praktek
untuk memperoleh imunisasi
7. Program dan Kebijakan Teknis
Paling
sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk menilai status ibu
dan bayi baru lahir. Untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah –
masalah yang terjadi.
a. Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1)
Kunjungan I : 6-8 jam setalah
persalinan yang bertujuan untuk :
a)
Mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
b)
Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut.
c)
Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
d)
Pemberian ASI awal.
e)
Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi.
f)
Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermi.
2)
Kunjungan II : 6 hari setelah
persalinan yang bertujuan untuk :
a)
Memastikan involusi uterus
berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b)
Menilai adanya tanda–tanda demam
infeksi atau perdarahan abnormal.
c)
Memastikan ibu mendapat cukup
makanan, minuman dan istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda -tanda penyakit.
e)
Memberikan konseling kepada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari– hari.
3)
Kunjungan III : 2 minggu setelah
persalinan sama dengan 6 hari setelah persalinan.
4)
Kunjungan IV : 6 minggu setelah
persalinan yang bertujuan untuk :
a)
Menanyakan ibu tentang penyakit –
penyakit yang dialami.
Memberikan konseling untuk KB secara dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar